Platto Said…
Story by : Shan (Shafira Nur M)
Naruto© Masashi Kishimoto
NaruSasu
Pernahkah kalian
mendengar, membaca atau mungkin mengetahui apa yang pernah Platto sampaikan
kepada muridnya tentang cinta? Well Jika tidak, aku akan memberi tahu kepada
kalian. Tapi dalam bentuk cerita tentang seorang yang sedang dilemma akan
cintanya.
Sasuke Uchiha, seorang
pria tampan dengan gayanya yang sangat dingin hingga dijuluki prince of ice.
Siapa bilang dalam dirinya yang sebegitu dinginnya, dia tidak pernah merasakan
dilema? Aku buktikan kalau itu salah lewat cerita karangan ini.
Dia hebat,mereka tahu.
Dia pintar, mereka juga tahu. Dia seorang pendiam, dengan melihatnya saja kau
akan tahu. Berani, semua pasti tahu. Orang kaya, siapa orang konoha yang tidak
tahu?. Dia Gay? Nah, dirinya sendiri pun tidak tahu. Namun lama kelamaan dia
yakin atas orientasinya yang melenceng. Semua bermula saat...
“Sasukeeee….” Yaah,
suara cempreng iang sudah sangat dihafalnya itu sudah memanggilnya. Dari
kejauhan Sasuke sudah dapat melihat durian bersinar tengah berlari ke arahnya.
“Kau ini, aku kan
memintamu untuk menunggu di rumah, tapi Mikoto-san bilang kau sudah pergi. Lain
kali tunggu lah aku Sasuke” protes si pirang itu panjang lebar dan hanya
dibalas dengan “hn” andalan sang Uchiha bungsu itu.
“oh iya ‘Suke, semalam
aku bertemu dengan Shizune-san yang
sedang berjalan berduaan dengan Bakoro. Mereka bla bla bla blabla….” Dan terus
begitu, sang blonde akan terus bercerita sampai mereka masuk kelas dan duduk di
bangku yang bersebelahan. Huh, dosa apa sang Uchiha hingga harus terkena polusi
suara hampir setiap hari.
Bel istirahat telah
berdering dan seluruh murid langsung saja pergi ke kantin untuk memanjakan
perut mereka yang sudah berdemo massa. Disana juga ada tokoh utama kita, tengah
duduk di pojok kantin, tentu dengan si bonde yang tidak mau lepas darinya. Dan
teman-teman yang lain berada di sekelilingnya.
“Teme, apa besok kau
akan pergi?” Tanya si blonde kepada seseorang yang dia panggil ‘Teme’.
“hn” dan lagi-lagi kata
tersayang milik Uchiha yang keluar.
“apa kau mau pergi?
Dengan ku”
“hn”
“oh ayolah Teme, kita
sudah jarang sekali jalan-jalan. Lagi pula besok kan libur teme”
“hn”
“begitu dong Teme! Kau
memang yang terbaik” dan itu adalah kata-kata yang selalu Naruto katakana kepada
Sasuke.
Dan semua orang yang
ada di meja itu hanya dapat memandang mereka dengan pandangan
‘bagaimana-bisa-dia-mengerti?’. Tapi itu dihiraukan olehmereka berdua, dan
mereka malah melanjutkan pembicaraan mereka dan yang pasti dengan monolog dari
naruto dan ‘hn’ dari Sasuke.
Dan sekarang Sasuke
sudah berada di stasiun Konoha deng menggunakan kaos hitam dan luaran berupa
kemeja biru tua tidak dikancing dan ditambah celana jeans biru menuggu sang
pujaan hati, e-eh? Apa yang dia pikirkan?! Menyadari apa yang dia pikirkan,
kontan tanpa ia perintah ataupun larang wajahnya sudah merah seperti tomat
kesukaannya.
“yo, Teme!” panggil
seseorang yang tidak lain dan tidak bukan adalah si blonde. Dia mengenakan
pakaian yan hapir sama dengan Sasuke, hanya saja dengan kemeja orange dan
celana jeans hitam, menambah ketampanan sang blonde. Dan lagi-lagi Sasuke
merasa wajahnya memanas, dan cepat-cepat dia memalingkan wajahnya.
“hn, Dobe. Dan sekarang
bisa kah kau beritahu mau kemana kita?” Tanya Sasuke, pasalnya dari kemarin
sore Naruto tidak memberi tahukan mau kemana mereka.
“tidak akan ku beritahu
sekarang ‘Suke” jawab Naruto dengan memamerkan seringai rubah yang sangat
mempesona, oh kami-sama tolong aku.
“ayo cepat Suke” Naruto
langsung menggenggam tangan Sasuke yang sedikit lebih kecil darinya dan segera
masuk ke dalam kereta.
Kini Sampailah mereka
di sebuah taman yang menjurus ke hutan, mereka tengah berada di samping air
terjun yang sangat indah, tapi ini aneh, di sekeliling mereka adalah taman
bunga dan berpasang-pasang muda-mudi. Apa tidak aneh? Mereka, Naruto dan Sasuke
yang keduanya bergenre laki-laki, duduk berdua dibawah pohon momoji yang mulai
menguning.
Entah sejak kapan
Sasuke merasa bahwa dirinya telah jatuh cinta dengan pria yang sekarang tengah
memakan ramen di hadapannya ini, entah kapan perasaan berdebar itu muncul saat
Naruto berada di dekatnya, dan entah sejak kapan ia merasa ada
sengatan-sengatan aneh saat Naruto menyentuhnya walau hanya tangan, entah sejak
kapan ia merasakan perasaan yang menurut orang lain adalah tabu.
“Teme, kau tahu apa
yang pernah dikatakan platto yang berhubungan dengan bunga?” Tanya Naruto
setelah menghabiskan ramennya.
“hn, Dobe. Cobalah maju
terus di taman bunga, kemudian ambilah satu bunga yang menurutmu yang terbaik,
dan jangan berbalik lagi” kata Sasuke panjang lebar, kemudian Naruto pergi ke
ujung taman bunga yang ada di seberang.
“hoi, temeee aku mulai”
teriak si blonde kari kejauhan.
Dan Naruto terus
berjalan maju menuju Sasuke tanpa menoleh kanan kiri lagi, tanpa mengecek
bunga-bunga yang lain.
“kau tidak membawa
bunganya Dobe” tegur Sasuke ketika melihat Naruto dating kembali tanpa
setangkai bungapun.
“karena aku tidak melihat
apapun tang terbaik Teme, yang ada di hatiku itu sudah yang terbaik dari yang
terbaik” jawabnya sambil mendekat kearah Sasuke dengan senyum menawannya, dan
itu membuat doki-doki Sasuke tidak dapat dikendalikan.
Semakin dekat, dekat,
dan… brush.. Wajah Sasuke memerah sempurna karena saat itu Naruto menciumnya
tepat di bibirnya dengan cepat.
“kau ingat kata Platto?
Aku rasa aku sudah mendapat yang terbaik untukku, dan itu kauTeme”
“u-urusai Dobe”
“Kau tahu Teme melihat
wajahmu seperti itu membuat ku ingin menciummu lagi”
“Baka Dobe”
“Aishiteru yo Teme”
“aku tidak bilang
Aishiteru Dobe!”
“ahaha… aku tahu Teme,
Aishiteru yo”
Dan mereka sudah
memulai sesuatu yang baru, hubungan mereka yang sekarang ini, biarlah hanya
mereka yang tahu, mereka sudah berniat untuk menyembunyikannya dari semua
teman-teman mereka. Dan biarlah semua berlalau bagai air yang mengalir.
“Sesungguhnya cinta sejati adalah yang setia kepada mu
hingga masa depan, bukan yang setia kepadamu karena masa depan”
-Shafira Nur Maulida